Bengkulu utara, GC – Salah satu orator aksi demo soal tes CPNS yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Ratu Samban (UNRAS) dibawah naungan ketua yayasan Tajul Ahyar dan Rektor Imron Rosyadi, di halaman kantor Bupati Bengkulu Utara lecehkan profesi wartawan, Senin (1/10/2018) pagi.
Pasalnya, salah seorang orator aksi demo dari mahasiswa UNRAS tersebut secara lantang mengatakan bahwa wartawan media massa yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara tidak independen lantaran masuk angin.
Dengan adanya pernyataan yang demikian, maka secara spontan perkataan seorang orator dari mahasiswi UNRAS tersebut mendapat reaksi keras dari para wartawan yang tengah meliput.
Seluruh jurnalis yang meliput akhirnya sibuk dengan boikot dengan meletakkan kartu ID dan kamera dan HP yang digunakan untuk liputan.
“Selama ini setiap aksi demo yang dilakukan mahasiwa Unras selalu kami liput dan kami beritakan. Tapi mereka malah menuding tanpa dasar yang jelas bahwa media di Bengkulu Utara tidak independen dan masuk angin. Ini maksudnya apa? Jelas kami merasa dilecehkan,” ujar wartawan kabardaerah.com, Jon Kardinat.
Pihak Berwajib dan PWI Bengkulu Utara Diminta Menyikapi Dengan Tegas Bagi Peleceh Wartawan
Selaku wartawan, Jon Kardinat meminta agar permasalah ini secara tegas pihak organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bengkulu Utara dan pihak yang berwajib mengambil sikap. Sebab, hal ini sudah jelas-jelas telah melanggar aturan lantaran telah melecehkan wartawan.
“Dalam menulis kami dituntut untuk berimbang. Pernyataan pendemo dan pihak pemkab wajib kami tulis. Jadi kalau kami juga menulis pernyataan pemkab, jangan lantas dianggap kami memihak pemerintah. Itu bentuk keberimbangan berita kami,” tegas Jon Kardinat dengan wajah yang geram.
Secara terpisah, Sandy wartawan Rakyat Bengkulu selaku Humas PWI Kabupaten Bengkulu Utara dalam hal ini mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan ucapan yang dilontarkan oleh mahasiswa dalam orasi aksi demo itu. Menurutnya, peran seorang wartawan sudah jelas-jelas direndahkan, apalagi sudah menuding wartawan tidak independen dalam menggarap sebuah berita.
“Saya rasa pihak kita sudah bertindak sesuai dengan tupoksi sebagai jurnalis. Serta informasi yang kita sampaikan kepada publik saya rasa juga sudah transparan dan berimbang. Jadi sangat kami sayangkan sampai adanya tudingan rekan-rekan wartawan tidak berimbang dan terkesan berat sebelah dalam mengangkat sebuah berita,” terang Sandy. (Ben)