Garuda Citizen – Sejumlah warga keamatan Pinang Raya, mendatangi kantor DPRD Kabupaten Bengkulu Utara, di Jalan Jenderal Sudirman No. 01, Kelurahan Gunung Alam, Kecamatan Arga Makmur, Kamis (23/10/2025).
Kedatangan mereka ke gedung lembaga perwakilan rakyat tersebut, adalah untuk menyampaikan surat laporan dugaan pencemaran lingkungan yang disinyalir dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Bumi Anugerah Sawit (BAS) ke DPRD Bengkulu Utara.
Dalam surat laporan, warga menuding aktivitas opersional pabrik kelapa sawit yang beralokasi di Kecamatan Pinang Raya tersebut diduga telah meresahkan masyarakat lantaran bau yang menyengat, suara bising, dan adanya debu berwarna hitam yang bertebaran.
Selain itu, penampungan limbah PT. BAS di perkebunan masyarakat juga sering meluap ke siring, lalu mengalir ke sungai air limas, sehingga hal tersebut mengakibatkan merusak kualitas air, mengganggu ekosistem, dan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia serta lingkungan.
“Kedatangan kami kesini menyampaikan surat laporan keberatan dan pengaduan soal pencemaran lingkungan yang diduga berasal dari PT. BAS,” ungkap Johan, salah seorang warga Desa Bukit Makmur di gedung DPRD Bengkulu Utara.
Dalam surat laporan yang disampaikan oleh warga, terlihat jelas sejumlah warga menyertakan bukti tandantangan disertai foto kopi KTP dan dokumentasi yang menunjukkan dugaan pencemaran lingkungan yang diduga berasal dari aktivitas operasional perusahaan tersebut.
“Alhamdulilah, surat laporan kami telah diterima oleh bagian umum sekretariat DPRD Bengkulu Utara. Harapan kami agar DPRD dapat menindak tegas PKS PT. BAS yang kami duga telah mencemari lingkungan kami sekarang ini,” tutur Johan, SP.
Warga juga mengungkapkan, bahwa sebelum PT BAS beroperasi, air Sungai Limas tampak bersih dan jernih, tak ada bau menyengat, suara bising dan debu berwarna hitam bertebaran.
“Dengan siapa lagi kami menyampaikan keluhan, kalau tidak kepada DPRD sebagai wakil rakyat” pungkas Johan. (Ben)
