Opini Uncategorized

Cerita Sedih Diputusin Mantan Bermodalkan Kredit

Cerita Sedih Diputusin Mantan Bermodalkan Kredit

Patah hati bisa membuat dunia terasa runtuh. Hidup seakan suram dan tak ada harapan lagi. Sakit dan pedihnya patah hati memang bisa membuat hidup kita jadi berantakan. Akan tetapi, kita selalu punya pilihan yang lebih baik dari setiap keadaan.

saya memang sudah termasuk lama jadi wartawan, saya sering liputan orang-orang bunuh diri, stres dan lain sebagainya. Latar belakangnya macam-macam, diantaranya karena patah hati.

Saat itu saya meremehkan hal yang kaya gitu, masa sih masalah gitu doank kok mati. Rugi amat coy. Katanya Patah satu tumbuh seribu ?

Bahkan saya pernah ketemu salah seorang wanita yang bekerja di salah satu kantoran milik pemerintah daerah. Sebut saja namanya amoi, karena dia mirip orang cina. Saat ia masuk kantor, langsung ditegur oleh atasannya, mata mu kenapa merah ? jawabnya, “mata saya dimasukin mantan pak”.

Dari jawabannya itu lah diketahui bahwa amoi ternyata baru saja diputusin mantannya.

Padahal, dari cerita cerita saat duduk di ruang kantor. Diketahui amoi menjalin hubungan sudah cukup lama dengan salah seorang pria.

Dari cerita cerita yang didapatkan, amoi awalnya segalanya tampak sempurna, bahkan Amoi merasa kekasihnya itu tak lama lagi akan melamarnya yang akan menjadi tempat ia bersandar untuk hidup bahagia.

Apa lagi selama ini, pacarnya amoi telah sempat mengambil rumah kredit berukuran 4×6 M, kredit barang dan lain sebagainya. Hal itu tentunya membuat hati amoi semakin yakin, bahwa pria yang sekarang menjadi mantannya itu merupakan sandaran terbuat dari tembok yang kokoh seperti tembok cina yang berada di tiongkok.

Sayang nya, ketika seseorang yang tadinya seakan menjadi “pusat semesta” mendadak saja minta putus. Ternyata pria itu bajingan. Pastinya ada rasa sedih yang dalam. Seakan kehilangan tujuan dan harapan. Namun ingat sayang, bukan berarti hidup akan terbuang sia-sia begitu saja.

“Dia tiba-tiba minta putus, kukira dia akan melamarku. Aku sangat sedih,” kata dalam hatinya Amoi.

Kesedihan putus dengan mantannya itu, sepertinya tak bisa dia elakkan dan ia rahasiakan lagi. Karena ia akui bahwa berat badannya saat ini menurun.

Apa lagi, satu kantor heboh! Bahkan bos-bos besar pun ikutan ‘turun gunung’ kepo akan cerita cinta si Amoi.

“Iya..berat badan saya saat ini menurun,” ujarnya.

Berusaha Membuka Lembaran Baru

Alih-alih terus tenggelam dalam kesedihan. Tapi, saat ini Amoi terlihat sering berolah raga dan rajin ke kantor. Berusaha membuat perubahan yang positif dalam hidupnya dengan memperbaiki pola hidupnya lebih sehat.

Sebenarnya dengan adanya hal ini, sebuah pelajaran bagi amoi.

Karena, kesedihan yang ia rasakan saat ini, nikmatilah. Pelan-pelan belajar bahwa rasa sakit itu memang sangat sakit hingga nantinya terbiasa dengan sakit itu.

Tidak perlu memikirkan tidak bisa hidup tanpanya, karena sebelum sang mantan datang, kamu tetap hidup. Intinya kini, jika masih punya orang tua, pikirkanlah orang tuamu.

Rasa kesuksesanmu lebih penting dari urusan perasaan. Maaf, bukannya meremehkan. Karena sang penulis juga pernah mengalami.

Tapi, orang yang sedang bersedih karena patah hati itu, sering gelap mata. Tidak mau melihat kenyataan, cuma memikirkan apa yang sudah pergi, lupa bahwa masih ada hal yang berharga yang harus dijaganya.

Semua tahu kalau hal ini sulit, meskipun saya cuma bisa mengetik ini dengan mudah.

Ingatlah, bahwa kamu hanya kehilangan orang yang tidak tulus dan tidak setia kepadamu, sedangkan mantan kamu itu kehilangan orang yang tulus mencintainya. Semangatlah, Kawan.

Selagi kita masih bernapas Moi, hidup yang suram ini akan berakhir indah suatu hari nanti. Lika liku perjalanan yang berat akan membawamu kepada tempat yang menyenangkan.

Mohon maaf jika ada nama yang kebetulan sama, karena Cerita ini hanyalah fiktif belaka. (Ben)

Related posts

Melanjutkan Harapan Untuk Indonesia Mendatang

Beni Irawan

Jum’at Besok Dispora BU Gelar Senam Sehat dan Sepeda Santai

Beni Irawan

Pjs Bupati Iskandar ZO Belum Tahu Adanya Rekom Pansus Covid-19

Beni Irawan

Leave a Comment

15 − seven =