Bengkulu Utara, GC – Satu keluarga di Dusun Suko Mulyo RT 07 Desa Karang Suci, Kecamatan Kota Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, tinggal di sebuah rumah tak layak huni.
Pantauan awak media ini. Keadaan rumah milik Saini (51) tahun, yang tinggal dekat lahan pemakaman Desa Karang Suci tersebut, memang sangat memprihatinkan. Rumah yang dihuni 5 anggota keluarga itu sangat jauh dari layak.
Rumah yang berukuran 4×5 tersebut, terlihat berdinding sebetan kayu yang telah rapuh. Begitu pula atapnya, juga sudah banyak yang berlubang. Ironisnya, sampai sekarang satu keluarga ini belum ada tersentuh program bantuan dari pemerintah setempat.
Rumah berdindingkan sebetan kayu itu, dihuni oleh Saini, Anton Hadi sang suami, angga anak paling bungsu, Ani anak ke limanya dan Ari selaku anak menantu (Suami Ani). Sementara, anak yang lainnya tak berada di rumah karena mencari kehidupan di tempat lain.
“Sebelumnya, pada beberapa tahun lalu, saya pernah dipanggil pak Kades agar menandatangani adanya bantuan bedah rumah. Tapi sampai sekarang bantuan tersebut tidak ada. Sempat saya Tanya dengan pak Kades kenapa bantuannya tidak jadi. Bilang pak kades, bantuan itu tidak jadi karena ada bencana Covid,” ungkap Saini, Senin (12/6/2023) di Kediamannya.
Saini Kerja Sebagai PRT, Sedangkan Suami dan Menantu Kerja Serabutan
Saat ini, Saini bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Wilayah Kecamatan Kota Arga Makmur. Sementara, Anton Hadi Suami Saini, dan menantunya bernama Ari Wibobowo bekerja serabutan.
Akibat keterbatasan ekonomi, mereka tak mampu merehab rumah yang ditempatinya itu. Sedangkan, beberapa bagian atapnya sudah banyak yang bolong, dan kayu penyangga atap seng pun, juga telah rapuh dimakan usia. Mirisnya lagi, saat hujan turun, airnya pun masuk ke bagian dalam ruangan.
Dengan keadaan tersebut, sepertinya mereka pun terpaksa harus terbiasa dengan cuaca hujan dan hawa dingin ketika malam hari.
Be The Way..rumah milik keluarga Saini ini sebaiknya salah satu potret indikator dari kemiskinan ekstrim di kabupaten Bengkulu Utara.
“Dinding dapurnya rumah kami ini hanya ditutupi dengan pelastik dan kain. Untuk menghemat Gas, kami setiap harinya masak nasi dan Air menggunakan kayu bakar. Kami sangat berharap Kalau ada bantuan dari Pemerintah,” pungkas Saini. (Ben)