Bengkulu Utara, GC – Terkait banyaknya muncul persoalan pada program Replanting Kelapa Sawit. Sejumlah kelompok Tani (Koptan) mendatangi Komisi II DPRD Kabupaten Bengkulu Utara. Mereka mengadukan banyaknya problem yang dialami lantaran terkesan diintimidasi dari pihak dinas yang terkait. Salah satunya ketika memilih pihak ketiga.
“Kalau kami kelompok ini diberikan kebebasan tapi bersyarat. Kata pepatah itu, ayamnya dilepas tapi talinya dipijak. Mungkin para anggota dewan paham maksudnya kan, nggak perlu lah kami jelaskan secara vulgar pak dewan,” ungkap salah satu ketua kelompok tani saat hearing yang dipimpin oleh ketua Komisi II, Hendri Situmorang, Senin (28/6/2021) di ruang Komisi gabungan gedung dewan.
Kemudian salah satu kelompok tani dari Desa Kinal Jaya, Kecamatan Napal Putih, dengan lantang juga mengatakan, bahwa kelompoknya sudah masuk tahap pembuatan rekening. Namun hingga saat ini masih banyak terkendala lantaran file data-data pemberkasan yang telah diberikannya kepada pihak dinas Perkebunan hilang.
“Kami memang sudah masuk pada tahap pembuatan rekening, dan hal itu sudah sudah semua. Tapi sampai saat ini kami belum tahu apa lagi kelanjutannya. Bahkan, kata orang dari dinas Perkebunan file data-data dari kami hilang pada saat mereka pindah kantor,” terangnya.
Pihak Disbun Terkesan Ikut Campur Mengatur Anggota Kelompok
Anehnya lagi, kata salah seorang ketua Kelompok Tani dari desa kinal Jaya tersebut. Saat ini ada beberapa orang anggota kelompok taninya dipindahkan oleh salah seorang pegawai di dinas Perkebunan Bengkulu Utara ke Kelompok Tani yang lain.
“Yang saya herankan pak dewan, kok orang dinas yang mengatur anggota kelompok Tani saya,” ujarnya.
Selain itu, para kelompok tani dengan anggota komisi II juga menjelaskan, mereka masih menyimpan keraguan atas program replanting tersebut. Pasalnya, para kelompok tani diminta agar menebang pohon-pohon karet yang sudah mereka tanam.
“Sebenarnya kami saat ini ragu pak, karena kami belum tentu dapat program tapi sudah diminta agar kami menebang pohon karet yang sudah lama kami tanam. Takutnya nanti, replanting nggak dapat sedangkan karet sudah kami tebang. Lalu kami mau makan apa nanti pak,” pungkas salah seorang ketua kelompok tani dari kelurahan Lubuk Durian, Kecamatan Kerkap. (Ben)