Bengkulu Utara, GC – Sehubungan dengan tudingan Resi yang beredar di media sosial menyatakan bahwa dirinya sebagai tenaga harian lepas (THL) yang bekerja di kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) kabupaten Bengkulu Utara, merupakan titipan dari pihak kejaksaan. AAN yang bekerja selaku tenaga AITI tersebut merasa kesal dan bakal melaporkan kepada pihak kepolisian setempat.
“Saya merasa keberatan atas tudingan RESI itu, dan ini bakal saya laporkan pada pihak yang berwajib. Karena dia sudah mencemarkan nama baik saya, kepala Badan dan nama baik pihak lembaga kejaksaan. Sebab, apa dasar dan buktinya kalau saya bekerja sebagai THL di Bapenda ini adalah titipan pihak kejaksaan,” tutur AAN, Kamis (1/4/2021) ketika dikonfirmasikan media ini di tempat kerjanya.
Lanjut AAN, ia dapat bekerja sebagai THL di kantor Bapenda tersebut, karena secara resmi pengajuan lamarannya diterima oleh pihak Bapenda. Itu pun lantaran dirinya, kata AAN, melihat adanya pihak Bapenda membuka lowongan pekerjaan yang menerima THL sebagai tenaga IT.
“Pokonya saya minta pernyataan Resi itu agar dibuktikan secara hukum dengan bukti-bukti yang otentik di mata hukum. Kalau tidak, saya bakal lapor atas pencemaran nama baik saya ini,” tegas AAN.
Parahnya lagi, Lanjutnya AAN. RESI yang saat ini juga bekerja sebagai THL di kantor Bapenda itu, juga menyatakan bahwa dirinya sebagai faktor penyebab tidak berjalannya sistem PBB-P2. Padahal, sejak ia mulai bekerja dari tahun 2020 lalu, ketika itulah server Bapenda juga mulai dapat terhubung kepada pihak per Bankkan dengan IP Publik dan sejak tanggal 18 Januari 2021 juga telah terhubung dengan Badan Pertanahan Negara (BPN) untuk mempermudahkan akses layanan e-BPHTB.
“Sesuai yang telah diatur dan dirumuskan dalam pasal 310 KUHP, sehingga ini sudah jelas-jelas pencemaran nama baik. Kemudian perlu juga diketahui, jejak digital sekarang ini hampir bersifat permanen lo,” demikian AAN. (Ben)
