Bengkulu Utara, GC – Ditegah pandemi Covid-19. Sepertinya nasib pemilik warung nasi kurang beruntung ketika menjalin kerja sama dengan pihak satgas Covid-19 di Kabupaten Bengku Utara. Alih-alih mencari tambahan untung, justru yang didapatkan kerugian lantaran pihak Satgas Covid-19 tidak komitmen dengan perjanjian sebelumnya.
Yusuf (40) salah seorang pemilik warung nasi Piaman Laweh di Pasar Purwodadi, Kecamatan Kota Arga Makmur, mengaku kesal dengan pihak tim Satgas Covid-19 Kabupaten Bengkulu Utara.
Pasalnya, terhitung mulai dari bulan Agustus 2020 lalu hingga sekarang. Puluhan juta rupiah hutang makan tim satgas Covid-19 Bengkulu Utara, belum dibayar oleh pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Janjinya dengan kami mereka bayar 15 hari sekali. Sebab, dalam satu bulan itu, katanya mereka hanya 2 kali pencairan. Namun, semua ucapan mereka itu palsu. Karena pada kenyataannya sudah 3 bulan mereka belum juga bayar,” ungkap Yusuf, Sabtu (17/10/2020) di kediamannya.
Lanjut Yusuf, selain modal usahanya yang sudah menipis. Dirinya terpaksa menagih hutang makan satgas Covid-19 tersebut, juga lantaran ada kebutuhan keluarganya yang sangat mendesak.
“Karena kekesalan saya yang sudah memuncak, sehingga hal ini saya sampaikan melalui akun Facebook. Habis mereka ditelpon tidak diangkat, kirim pesan melalui SMS juga tidak ada balasan. Sementara saya lagi sangat membutuhkan,” bebernya.
Lebih jauh Yusuf mengatakan, dalam situasi pandemi saat ini. Seharusnya pihak pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Utara membantu masyarakat yang terdampak akibat bencana Virus Corona. Misalnnya, membantu meringankan beban masyarakat, terutama pelaku usaha dalam menghadapi Covid-19. Namun bukan malah sebaliknya.
“Kalau melihat cara pihak satgas Covid-19 seperti ini, sepertinya mereka bukannya ingin membantu kita selaku masyarakat. Tapi malah terkesan mau mematikan masyarakat,” demikian Yusuf. (Ben)