Bengkulu Utara, GC – Wakil Bupati (Wabup) Bengkulu Utara Arie Septia Adinata, SE.M.AP didampingi Ketua Komisi 1 DPRD Bengkulu Utara, Febri Yurdiman dan beberapa Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah, di ruang Pola Setdakab Bengkulu Utara menggelar Video Conference (Vidcon) acara Rembuk Stunting tahun 2020, Kamis (25/06/2020).
Dalam sambutannya Wabup memberikan definisi kepada segenap peserta rembuk, yaitu Stunting merupakan salah satu masalah kekurangan gizi. Sebab, kekurangan gizi dapat menyebabkan masalah kesehatan dan pertumbuhan bayi dan ibunya.
Dengan demikian, kata Wabup, pemerintah daerah terus berupaya keras mengatasi masalah stunting tersebut. Tahun 2019 anggaka stunting 10,9 persen. Kemudian ditahun 2020 kembali menurun menjadi 10,5 Persen.
“Berkat dukungan masyarakat, kepala puskesmas, kepala desa, camat dan dan unsur yang terkait. Angka stunting di Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2020 menurun, ini harus kita pertahankan hingga tahun-tahun berikutnya,”jelas Wabup.
Sementara dalam kesempatan ini Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Utara, Samsul Ma’arif, SKM, M.Kes juga menyampaikan, Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2020 ini masih masuk dalam lokus stanting di Indonesia.
“Ditingkat Provinsi Bengkulu, kita mendapatkan peringkat kesatu dalam penurunan angka stunting,” ujar Samsul Ma’arif.
Turut hadir dalam acara Vidcon Rembuk Stunting adalah, Para Asisten, Kepala OPD, Anggota DPRD, Para Camat, Para Kades, Dalam lokus stanting dilakukan melalui vicon yang juga di hadiri oleh staf wapres, mendagri, beberapa kecamatan, kepala desa dan kepala puskesmas.
Akhir acara, Wakil Bupati Bengkulu Utara langsung menyerahkan piagam penghargaan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara atas pelaksanaan konvergensi dalam upaya percepatan penanganan stunting kepada pihak Kecamatan Hulu Palik, Padang Jaya dan Kecamatan Ulok Kupai, sekaligus dilanjutkan dengan Berita Acara penandatanganan hasil kesepakatan Rembuk Stunting. (Adv/Ben)