Bengkulu Utara, GC – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkulu Utara menyajikan persediaan 31 Desember 2018 sebesar Rp 5.931.372.832,00. Persediaan tersebut terdiri dari obat di instalasi farmasi, 22 Puskesmas, dan tiga rumah sakit. Hasil Pemeriksaan atas penatausahaan persediaan Dinas Kesehatan menunjukan beberapa hal sebagai berikut.
1) Terdapat selisih Persediaan dengan hasil cek fisik sebanyak tujuh jenis obat yang diperiksa oleh BPK bersama Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Seksi Kefarmasiaan dan Staf Farmasi yang disajikan pada tabel berikut:
No | Uraian | Harga Satuan | Kartu Stock | Cek Fisik | Selisih (5-4) | Nilai (Rp) |
1 | Dextamine tablet | 1.897 | 6.200 | 4.300 | (1.900) | (3.604.300) |
2 | Kloramfenikol salep kulit 2% | 3.140 | 17.876 | 17.874 | (2) | (6.280) |
3 | Ringer laktatlantan infus steril | 7.150 | 10.780 | 10.740 | (40) | (286.000) |
4 | Amoxicilin Kapsul 500 mg | 500 | 384.200 | 387.200 | 3.000 | 1.500.000 |
5 | Simvastin10 mg | 10 | 959.670 | 959.820 | 150 | 1.500 |
6 | N-asekl sistein | 376 | 179.700 | 179.820 | 120 | 45.120 |
7 | Antihemoroid doen | 3.325 | 18.700 | 18.710 | 10 | 33.250 |
2) Terdapat selisih Persediaan dengan hasil cek fisik sebanyak empat jenis dan satu tidak ada kartu stock pada Puskesmas Batik Nau yang disajikan pada tabel berikut :
No | Uraian | Harga Satuan | Kartu Stock | Cek Fisik | Selisih (5-4) | Nilai (Rp) |
1 | Fitomedian Tablet 10 mg | 747 | 107 | 165 | 58 | 43.326 |
2 | Glukosa larutan infus | 6.900 | 277 | 273 | (4) | (27.600) |
3 | Abocath no.24 | 7.095 | 99 | 81 | (18) | (127.710) |
4 | Cefadroxill sirup | 4.066 | 127 | 200 | 73 | 813.200 |
5 | Glass ionomor cement | 652.000 | Tidak ada | 2 | 1.304.000 |
3) Terdapat selisih Persediaan dengan hasil cek fisik sebanyak satu jenis obat yang disajikan pada tabel berikut :
No | Uraian | Harga Satuan | Kartu Stock | Cek Fisik | Selisih (5-4) | Nilai (Rp) |
1 | Infus set anak | 3.850 | 200 | 400 | 200 | 770.000 |
Pengelolaan Persedian Tidak Sesuai Dengan Permendagri No.19 Tahun 2016
Atas Kondisi tersebut, BPK menyatakan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 19 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Sehingga dengan Kondisi tersebut mengakibatkan informasi persediaaan obat di instalasi farmasi belum memadai.
Kemudian BPK juga mnyatatakan, kondisi tersebut disebabkan yaitu, (A). Pengurus Barang enam OPD belum sepenuhnya menyelenggarakan pencatatan keluar dan masuk barang serta tidak menyelenggarakan prosedur stock opname karena nilai persediaan sudah Rp 0,00.
(B). Pengurus Barang Dinas Kesehatan kurang optimal dalam melaksanakan tugasnya. (C). Petugas gudang, petugas persediaan belum melakukan pencatatan, dan penatausahaan persediaan secara Optimal. (D). Pengguna Anggaran/atasan langsung penyimpan atau pengurus barang kurang optimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap tugas pokok dan fungsi pengurus barang/penyimpan barang.
Atas permasalahan tersebut, pemerintah Bengkulu Utara melalui masing-masing Kepala OPD menyatakan bahwa: (1). Kondisi disebabkan karena pengadaan barang belum dilakukan secara satu pintu, dhi. dilaksanakan sendiri-sendiri oleh masing- masing PPTK dan hanya beberapa PPTK saja yang melaporkan kepada pengurus barang. (2). Pemerintah Daerah Bengkulu Utara akan membuat mekanisme penyaluran dan penggunaan barang sesuai Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
Dengan adanya beberapa persoalan tersebut, BPK merekomendasikan Bupati Bengkulu Utara agar memerintahkan masing-masing Kepala OPD untuk memperingatkan masing-masing pengurus barang untuk menyelenggarakan penatausahaan persediaan sesuai dengan ketentuan dan memerintahkan Kepala OPD untuk melaporkan secara berkala persediaan kepada bagian akuntansi BPKAD sebagai bahan rekonsiliasi persediaan. (Ben)