Bengkulu Utara, GC – Persoalan gedung markas Palang Merah Indonesia (PMI) yang kondisinya masih amburadul seperti gudang bararang bekas (Barbek). Kepala Markas PMI Kabupaten Bengkulu Utara, Anggoro membenarkan jika kondisi markas PMI tersebut dalam kondisi berantakan.
“Memang kondisinya markas kemaren itu berantakan lantaran kita sedang melakukan perapian barang-barang yang ada di dalam ruang markas. Belum selesai kita merapikannya, tiba-tiba kita diminta beberapa hari berangkat belajar tentang PMI ke daerah Bandung, nih kita baru pulang. Besok barang-barang yang berantakan itu segera kita rapikan,”ungkap Anggoro, Jum’at (1/11/2019).
Lanjut Anggoro, PMI Kabupaten Bengkulu Utara masih kekurangan anggaran untuk sarana dan prasarana operasional. Sehingga memiliki tugas kemanusian yang berhubungan dengan kesehatan manusia, organisasi tersebut masih belum dilengkapi peralatan medis yang memadai dan kendaraan operasional maupun ambulan yang standar.
“Kemarin memang ada yang menunggu markas, dan sekarang tidak ada penunggunya lagi itu karena tidak ada air bersih di markas tersebut. Kemudian masalah anggaran kita juga masih minim, yang mana kami di tahun 2018 lalu, kami hanya mendapatkan honor per bulan Rp 4 juta untuk 4 orang beserta 30 stel rompi. Sedangkan untuk pengadaan peralatan seperti komputer dan printer, itu untuk P3K. Kalau tahun ini kita sampai awal bulan November 2019 belum ada pencairan, karena anggaran untuk kita di APBD-P. Kalau di APBD murni kita tidak ada,”papar Anggoro.
Dalam hal ini, Kepala Markas PMI Bengkulu Utara juga berharap, di tahun akan datang PMI Bengkulu Utara mendapatkan bantuan dari pusat untuk peralatan dan operasional PMI. Agar PMI Bengkulu Utara dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang lebih optimal. (Ben)
