Bengkulu Utara, garudacitizen.com – Karena tak tahan lagi dengan sikap dan kelakuan serta tekanan seorang ketua Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) kota Arga Makmur berinisial IWN. Salah satu orang stafnya berinisial LZA, terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Hal ini dijelaskan oleh Juni Libra, selaku Devisi Penindakan Pelanggaran (DPP) Panwascam kota Arga Makmur, kabupaten Bengkulu Utara, Sabtu (1/9/2018).
“Kalau menurut pengakuan LZA denga kami, mengundurnya dari pekerjaan selaku staf di panwascam, karena tak tahan lagi dengan kelakuan dan tekanan-tekanan seorang ketua Panwascam berinisial IWN kepada dirinya,”terang Juni.
Surat Pengunduran Diri LZA Tidak Sesuai Prosedur
Selain itu DPP Panwascam Arga Makmur juga mengatakan, dirinya menilai. persoalan surat pengunduran diri LZA dari staf Panwascam Arga Makmur, salah lantaran tidak sesuai dengan prosedur.
Salahnya surat tersebut, kata DPP, karena surat pengunduran diri LZA itu dibuat oleh ketua panwascam sendiri di kediamannya. Tanpa sepengetahuan dari komisioner panwascam Arga Makmur yang lain.
Seharusnya menurut DPP, dengan adanya salah seorang staf yang mengundurkan diri dari pekerjaannya di panwascam. Sebaiknya pihak Panwascam harus melakukan rapat pleno terlebih dahulu. Mengingat Panwascam adalah sebuah lembaga pengawas pemilu tingkat kecamatan, yang bukan milik pribadi seseorang.
“Kalau penilaian saya, surat pengunduran diri LZA itu salah. Sebab, tidak sesuai dengan prosedur. Mengapa saya katakan demikian, yang pertama, surat itu dibuat oleh ketua sendiri. Kemudian yang kedua, LZA diminta menandatangani surat pengunduran dirinya itu di rumah pribadi Ketua. Parahnya lagi, hingga saat ini kami juga belum memegang surat tersebut,”beber Juni.
Lebih jauh DPP menjelaskan, terkait persoalan perlakuan ketua panwascam dengan stafnya, Memang agak janggal. Karena dirinya menilai, ada beberapa hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang ketua panwascam terhadap stafnya berinisial LZA.
https://www.garudacitizen.com/saksi-akui-pernah-lihat-iwn-raba-raba-paha-stafnya/
“Sepengetahuan saya selama ini memang ada beberapa hal yang tidak wajar perlakuan ketua terhadap stafnya berinisial LZA. Pertama, setiap datang ke sekretariat, LZA langsung dipanggil untuk menghadap keruangannya, dengan pintu yang ditutup dan dikonci dari dalam. Kemudian yang kedua, ketua sering mengajak LZA meninjau ke lapangan berdua saja. Anehnya lagi, peninjauan mereka sampai ke kota Bengkulu. Selanjutnya yang ketiga, LZA sering diminta datang ke sekretariat diluar jam kerja,” Demikian penjelasan DPP. (Ben)