Bengkulu Utara, garudacitizen.com – Sejumlah orang tua siswa Universitas Ratu Samban ( UNRAS ) Versi Yayasan yang diketuai oleh Salah Seorang PNS Kabupaten Bengkulu Utara bernama Tajul Ahyar, saat ini mengeluh dan merasa resah.
Pasalnya, Sudah hampir satu bulan lebih, puluhan mahasiswa yang telah melakukan wisuda pada hari Kamis (7/9/2017) di gedung UNRAS lalu. Hingga saat ini, belum mendapatkan Ijazah dan transkrip nilainya.
Seperti yang diungkapkan oleh Triyono, warga Desa Pagar Ruyung, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara mengatakan, sebagai orang tua siwa, dirinya sangat resah. Karena, sampai sekarang Ijazah anaknya yang telah menyelesaikan studi dan telah mengikuti wisuda beberapa bulan yang lalu belum ada kejelasan.
“Memang benar, kalau kami selaku orang tua saat ini resah. Sebab, pada waktu kami tanya dengan Rektor Imron Rosyadi, yang kabarnya nanti mau mencalonkan diri jadi DPRD Provinsi tersebut, tidak memberikan kejelasan yang pasti kapan Ijazah dan transkrip nilai anak kami diberikan,”trang Triyono, Minggu (17/9/2017) dikediamannya.
Lanjut triyono, sebagai orang tua tentunya sangat berharap, anaknya yang berpendidikan di UNRAS, mendapat ijazah sarjana atau diploma. Karena, dengan adanya bukti ijazah tersebut, tentu akan digunakan ebagai modal anaknya untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi atau sebagai modal mencari pekerjaan.
“Untuk sementara ini, anak saya seorang pengangguran intelektual, mengapa saya katakan begitu ?..Habis anak saya mau cari kerja ijazah saat ini tidak ada. Karena, pada waktu selesai acara wisuda pada waktu itu, anak saya hanya menerima belangko kosong saja,” Cetus Triyono.
Ada Dosen Minta Tambahan Uang Lagi Sebesar Rp.2 Juta
Anehnya lagi, menurut triyono, ada salah seorang dosen UNRAS yang menyapaikan dengan anaknya mengatakan, jika ingin mendapatkan Ijazah, maka diwajibkan mahasiswa yang telah usai melakukan wisuda untuk dapat memberikan tambahan uang kembali, sebesar Rp. 2 Juta.
Meskipun kewajiban mahasiswa selama ini telah dilunasi semuanya, tidak menghalangi membayar uang tamabahan sebesar Rp.2 juta tersebut.
“Kok kami diminta uang tersus, padahal, semua kewajiban anak saya selama ini sudah saya bayar. Kalau seperti ini caranya, kami sebagai orang tua sangat menyesal menyekolahkan anak di UNRAS dibawah naungan Ketua yayasan Tajul Ahyar dan Rektor Imron Rosyadi,”Tutup Triyono. (Ben )