Bengkulu Utara,GC-Kedatangan Wakil Gubernur Bengkulu,(Wagub) Rohidin Mersyah,(21/12/2016) dalam kegiatan Advokasi Gubernur Bengkulu, dalam rangka percepatan pengarusutamaan Gender digedung balai ratu samban yang dihadiri langsung oleh wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Dinata, terlihat minim dihadiri Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Minimnya tingkat kehadiran Kepala SKPD mengikuti acara kegiatan tersebut diketahui sebelum acara kegiatan itu di mulai,Wakil Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, secara langsung mengabsensi para Kepala SKPD dengan cara mengangkatkan tangan bagi kepala SKPD yang hadir.
Namun setelah kepala SKPD yang hadir mengangkatkan tangannya,ternyata hanya 6 orang kepala SKPD yang ikut hadir di acara kegiatan tersebut. Sedangkan yang lainnya hanya diwakilkan oleh sekretaris kantor,staf kantor,dan tenaga honorer.
“Seharusnya tidak ada Kepala SKPD yang mengirim utusan atau perwakilan,tetapi mengingat mereka juga banyak kesibukan lain,jadi ngak apa-apalah” Ujar Wagub usai melakukan absensi.
Yang sangat menyedihkan lagi pada acara kegiatan tersebut, ada seorang kepala BPPKB kabupaten bengkulu utara bersama rombongannya saat ingin menyantap makan siang terpaksa menelan air Liur lantaran kesediaan piring untuk makan siang sudah habis.
Sementara Wakil Gubernur,Rohidin Mersyah Saat di konfirmasikan oleh awak media mengatakan, Pemerintah kabupaten bengkulu utara melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), akan terus berupaya mengimplementasikan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, serta Permendagri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di daerah, melalui pelaksanaan berbagai program-program unggulan, baik yang terkait dengan pelaksanaan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, maupun keluarga berencana.
“Karena kekerasan terhadap anak dan perempuan semakin meningkat, maka kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan agar membangun pola pikir serta membangun komitmen dengan cara memperdayakan perempuan,” kata wagub
selain itu wagub juga mengatakan, Istilah Gender sudah digunakan secara Luas oleh masyarakat di berbagi Forum baik didalam akademis maupun non akademis ataupun dalam diskursus pembuatan kebijakan. Meskipun dengan demikian,tidak selamanya istilah itu dipergunakan dengan tepat,bahkan mencerminkan ketidakjelasan pengertian konsep gender itu sendiri. kekeliruan ini memiliki implikasi yang tidak kecil,khususnya apabila terjadi dalam proses pembuatan kebijakan, Oleh karena itu kejelasan konsep gender penting sebagai langkah awal memahami pengarusutamaan gender.
“Untuk memperbaiki situasi seperti itu harus pemerintah benar-benar memperhatikannya, seperti bantuan tehadap masyarakat miskin, itu dilihat dulu sejauh mana penghasilan ibu-ibu rumah tangganya, agar suatu program pemerintah tersebut benar-benar tercapai dan tepat sasaran,” Tutup Wagub.(Ben)