Bengkulu Utara,GC-Sidang paripurna kata akhir fraksi,(19/10/2016) di gedung DPRD kabupaten Bengkulu Utara berlansung hangat. Pasalnya saat Buyung Satria Sebagai penyampain dari Fraksi Golkar atas tiga Raperda yang diusulkan,mengatakan dengan tegas dan keras agar kepala Daerah untuk menonaktifkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Argamakmur.
Selain itu Buyung Satria juga meyampaikan,bahwa pada saat menggelarkan acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) kota arga makmur ke 40 pihak pemerintah daerah telah melakukan kesalahan karena pada saat pembukaan acara tidak mengutamakan kesenian suku adat yang berasal dari daerah Bengkulu Utara,ibarat pepatah mengatakan Di Mana Bumi Dipijak,Di Situ Langit Dijunjung. Sehingga dengan demikian menurut penilaian dari Fraksi Golkar bahwa pihak pemerintah daerah telah mengabaikan suku adat dari daerah setempat.
“Kami menilai kedua pejabat itu tidak memahami adat istiadat sehingga kami dari faraksi Golkar berharap dengan pihak pemerintah daerah agar menonaktifkannya,” Tegas Buyung Satria.
Dengan menampilkan tarian adat suku batak yaitu tarian Tor-Tor dan mengabaikan kesenian dari suku adat yang ada di Daerah Bengkulu Utara membuat ada beberapa pihak dari suku daerah ini menjadi marah. Namun sangat di sayangkan dan menjadi sebuah pertanyaan saat ini?. Ada beberapa pejabat yang asli dari suku daerah bengkulu utara,seperti agus riyanto,ikhsan,mukaddas dan kalman damawi saat awak media meminta tanggapan atas permasalahan ini selalu mengelak dan masih Enggan berkomentar.
“Di Daerah kita ini memang banyak suku pendatang,tetapi tolong utamakan 3 suku asli dari daerah ini yaitu Rejang,pekal dan Enggano,” Ujar Buyung Satria.(BEN)